I. Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan (approach) pembelajaran matematika adalah cara yang
ditempuh guru dalam pelaksanaan agar konsep yang disajikan bisa
beradaptasi dengan sisiwa. Pendekatan pembelajaran dapat diartikan juga
sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses
pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu
proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi,
menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan
cakupan teoretis tertentu. Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran
terdapat dua jenis pendekatan, yaitu: (1) Pendekatan yang bersifat
metodelogik dan (2) pendekatan yang bersifat materi.
Pendekatan Metodelogik berkenaan dengan cara siswa mengadaptasi
konsep yang disajikan ke dalam struktur kognitifnya, yang sejalan dengan
cara guru menyajikan bahan tersebut. Pendekatan Metodelogik diantaranya
adalah pendekatan intuitif, analitik, sintetik, spiral, induktif,
deduktif, tematik, realistik, dan heuristik. Sedangkan pedekatan
material adalah pendekatan pembelajaran matematika dimana dalam
menyajikan konsep matematika melalui konsep matematika lain yang telah
dimiliki siswa.
II. Strategi Pembelajaran
Dari pendekatan pembelajaran yang telah ditetapkan selanjutnya
diturunkan ke dalam strategi pembelajaran. Kemp (Wina Senjaya, 2008)
mengemukakan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan
pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan
pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Selanjutnya,
dengan mengutip pemikiran J. R David, Wina Senjaya (2008) menyebutkan
bahwa dalam strategi pembelajaran terkandung makna perencanaan. Artinya,
bahwa strategi pada dasarnya masih bersifat konseptual tentang
keputusan-keputusan yang akan diambil dalam suatu pelaksanaan
pembelajaran.
Dilihat dari strateginya, pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam dua bagian pula, yaitu:
1) exposition-discovery learning
2) group-individual learning (Rowntree dalam Wina Senjaya, 2008).
Newman dan Logan (Abin Syamsuddin Makmun, 2003) mengemukakan empat unsur strategi dari setiap usaha, yaitu :
- Mengidentifikasi dan menetapkan spesifikasi dan kualifikasi hasil (out put) dan sasaran (target) yang harus dicapai, dengan mempertimbangkan aspirasi dan selera masyarakat yang memerlukannya.
- Mempertimbangkan dan memilih jalan pendekatan utama (basic way) yang paling efektif untuk mencapai sasaran.
- Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah (steps) yang akan dtempuh sejak titik awal sampai dengan sasaran.
- Mempertimbangkan dan menetapkan tolok ukur (criteria) dan patokan ukuran (standard) untuk mengukur dan menilai taraf keberhasilan (achievement) usaha.
Jika kita terapkan dalam konteks pembelajaran, keempat unsur tersebut adalah:
- Menetapkan spesifikasi dan kualifikasi tujuan pembelajaran yakni perubahan profil perilaku dan pribadi peserta didik.
- Mempertimbangkan dan memilih sistem pendekatan pembelajaran yang dipandang paling efektif.
- Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah atau prosedur, metode dan teknik pembelajaran.
- Menetapkan norma-norma dan batas minimum ukuran keberhasilan atau kriteria dan ukuran baku keberhasilan.
Ditinjau dari cara penyajian dan cara pengolahannya, strategi
pembelajaran dapat dibedakan antara strategi pembelajaran induktif dan
strategi pembelajaran deduktif.
Strategi pembelajaran sifatnya masih konseptual dan untuk
mengimplementasikannya digunakan berbagai metode pembelajaran tertentu.
Dengan kata lain, strategi merupakan “a plan of operation achieving
something” sedangkan metode adalah “a way in achieving something” (Wina
Senjaya (2008).
III. Metode Pembelajaran
Metode Pembelajaran adalah cara menyajikan materi yang bersifat umum.
Metode pembelajaran dapat diartikan juga sebagai cara yang digunakan
untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk
kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Terdapat
beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk
mengimplementasikan strategi pembelajaran, diantaranya: (1) ceramah; (2)
Tanya jawab; (3) diskusi; (4) belajar kooperatif; (5) demonstrasi;; (6)
ekspositori; (7) penugasan; (7) experimen; dan sebagainya.
- Metode ceramah
Metode ceramah adalah metode penyampaian bahan pelajaran secara
lisan. Metode ini banyak dipilih guru karena mudah dilaksanakan dan
tidak membutuhkan alat bantu khusus serta tidak perlu merancang kegiatan
siswa. Dalam pengajaran yang menggunakan metode ceramah terdapat unsur
paksaan. Dalam hal ini siswa hanya diharuskan melihat dan mendengar
serta mencatat tanpa komentar informasi penting dari guru yang selalu
dianggap benar itu. Padahal dalam diri siswa terdapat mekanisme
psikologis yang memungkinkannya untuk menolak disamping menerima
informasi dari guru. Inilah yang disebut kemampuan untuk mengatur dan
mengarahkan diri.
- Metode tanya jawab
Metode tanya jawab dapat menarik dan memusatkan perhatian siswa.
Dengan mengajukan pertanyaan yang terarah, siswa akan tertarik dalam
mengembangkan daya pikir. Kemampuan berpikir siswa dan keruntutan dalam
mengemukakan pokok – pokok pikirannya dapat terdeteksi ketika menjawab
pertanyaan. Metode ini dapat menjadi pendorong bagi siswa untuk
mengadakan penelusuran lebih lanjut pada berbagai sumber belajar. Metode
ini akan lebih efektif dalam mencapai tujuan apabila sebelum proses
pembelajaran siswa ditugasi membaca materi yang akan dibahas.
- Metode diskusi
Metode diskusi adalah cara pembelajaran dengan memunculkan masalah.
Dalam diskusi terjadi tukar menukar gagasan atau pendapat untuk
memperoleh kesamaan pendapat. Dengan metode diskusi keberanian dan
kreativitas siswa dalam mengemukakan gagasan menjadi terangsang, siswa
terbiasa bertukar pikiran dengan teman, menghargai dan menerima pendapat
orang lain, dan yang lebih penting melalui diskusi mereka akan belajar
bertanggung jawab terhadap hasil pemikiran bersama.
- Metode belajar kooperatif
Dalam metode ini terjadi interaksi antar anggota kelompok dimana
setiap kelompok terdiri dari 4-5 orang. Semua anggota harus turut
terlibat karena keberhasilan kelompok ditunjang oleh aktivitas
anggotanya, sehingga anggota kelompok saling membantu. Model belajar
kooperatif yang sering diperbincangkan yaitu belajar kooperatif model
jigsaw yakni tiap anggota kelompok mempelajari materi yang berbeda untuk
disampaikan atau diajarkan pada teman sekelompoknya.
- Metode demonstrasi
Metode demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan memeragakan
suatu proses kejadian. Metode demonstrasi biasanya diaplikasikan dengan
menggunakan alat – alat bantu pengajaran seperti benda – benda
miniatur, gambar, dan lain – lain. Akan tetapi, alat demonstrasi yang
paling pokok adalah papan tulis dan white board, mengingat fungsinya
yang multi proses. Dengan menggunakan papan tulis guru dan siswa dapat
menggambarkan objek, membuat skema, membuat hitungan matematika, dan
lain – lain.
- Metode ekspositori atau pameran
Metode ekspositori adalah suatu penyajian visual dengan menggunakan
benda dua dimensi atau tiga dimensi, dengan maksud mengemukakan gagasan
atau sebagai alat untuk membantu menyampaikan informasi yang diperlukan.
- Metode penugasan
Metode ini berarti guru memberi tugas tertentu agar siswa melakukan
kegiatan belajar. Metode ini dapat mengembangkan kemandirian siswa,
meransang untuk belajar lebih banyak, membina disiplin dan tanggung
jawab siswa, dan membina kebiasaan mencari dan mengolah sendiri
informasi. Tetapi dlam metode ini sulit mengawasi mengenai kemungkinan
siswa tidak bekerja secara mandiri.
- Metode eksperimen
Metode eksperimen adalah cara penyajian pelajaran dengan menggunakan
percobaan. Dengan melakukan eksperimen, siswa menjadi akan lebih yakin
atas suatu hal daripada hanya menerima dari guru dan buku, dapat
memperkaya pengalaman, mengembangkan sikap ilmiah, dan hasil belajar
akan bertahan lebih lama dalam ingatan siswa. Metode ini paling tepat
apabila digunakan untuk merealisasikan pembelajaran dengan pendekatan
inkuiri atau pendekatan penemuan.
IV. Teknik Pembelajaran
Teknik pembelajaran dapat diatikan sebagai cara yang dilakukan
seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik.
Misalkan, penggunaan metode ceramah pada kelas dengan jumlah siswa yang
relatif banyak membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya secara
teknis akan berbeda dengan penggunaan metode ceramah pada kelas yang
jumlah siswanya terbatas. Demikian pula, dengan penggunaan metode
diskusi, perlu digunakan teknik yang berbeda pada kelas yang siswanya
tergolong aktif dengan kelas yang siswanya tergolong pasif. Dalam hal
ini, guru pun dapat berganti-ganti teknik meskipun dalam koridor metode
yang sama.
sumber : http://aanchoto.com
0 comments:
Posting Komentar