Rabu, 02 November 2011

Memahami Sikap Sosial dalam Bermasyarakat


Mempunyai sikap dan perilaku yang baik, akan mendukung seseorang dapat bersosial dengan baik. Demikian halnya dengan seseorang ketika berhadapan dengan orang banyak pada lingkungan tertentu, dia membutuhkan pegangan-pegangan tertentu untuk dapat berprilaku dan bersosial secara baik. Seperti apakah sikap bermasyarakat itu? Atau seperti apakah sikap sosial itu? Berikut ulasan sederhana mengenai sikap sosial yang diperlukan oleh seseorang agar dapat bemasyarakat dengan baik.



Masalah sikap merupakan masalah yang cukup menarik, terutama bila ditinjau dari segi psikologi. Hal ini disebabkan karena alasan bahwa dengan memahami sikap seseorang pada umumnya, orang akan dapat memahami tingkah lakunya, karena tingkah laku seseorang di latarbelakangi oleh sikapnya.

Selain itu, sikap juga merupakan salah satu aspek perilaku dan unsur kepribadian seseorang. “Sikap hanya akan ada artinya bila ditunjukkan dalam bentuk pernyataan prilaku, baik prilaku lisan maupun prilaku perbuatan

Apa yang dikemukakan di atas dapat dimengerti apabila masalah sikap itu dikaitkan dengan prilaku manusia. Prilaku seseorang akan di latarbelakangi atau diwarnai dengan sikap yang ada padanya. Namun demikian tidak semua ahli sependapat bahwa ada hubungan antara sikap dan prilaku seseorang. Kenyataan ini merupakan hal yang wajar, karena terdapat perbedaan sudut pandang di antara mereka dalam melihat masalah sikap. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Bimo Walgito : “Tidak ada jaminan bila sikap berubah akan mengubah pula prilaku”.

Pengertian Sikap Sosial Menurut Para Ahli

Mengenai pengertian sikap sosial para ahli berbeda antara satu dengan yang lain :
W.A. Gerungan mengemukakan batasan sikap sebagai berikut :
Pengertian Attitude itu dapat kita terjemahkan dengan sikap yang obyektif tertentu, yang dapat merupakan sikap pandangan atau sikap perasaan, tetapi sikap tersebut di sertai sikap kecenderungan untuk bertindak sesuai dengan sikap obyektif tadi itu. Jadi Attitude itu dapat di terjemahkan sebagai sikap dan kesediaan bereaksi tehadap suatu hal.
Dari pengertian di atas dapat dikatakan bahwa sikap mengandung beberapa komponen pokok yaitu komponen kognitif (sikap pandangan), komponen afektif (sikap perasaan) dan komponen konatif (kecenderungan untuk bertindak).

Sejalan dengan pendapat di atas, Dewi Ketut Sukardi menambahkan :
Sikap adalah suatu kesiapan seseorang untuk bertindak secara tertentu terhadap hal-hal tertentu, dengan perkataan lain, sikap merupakan kecendeerungan yang relatif stabil yang dimiliki individu dalam mereaksi dirinya sendiri, orang lain atau situasi tertentu.

Selanjutnya M Ngalim Purwanto menyatakan pengertian sikap sebagai berikut :
Sikap atau yang dalam bahasa inggris di sebut Attitude adalah suatu cara bereaksi terhadap suatu perangsang. Suatu kecenderungan untuk bereaksi dengan cara tertentu, sikap adalah suatu perbuatan/tingkah laku sebagai reaksi respon terhadap suatu rangsangan stimulus yang disertai dengan pendirian dan atau perasaan itu sendiri.
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa sikap hanya dihubungkan dengan komponen afektif, dan komponen konatif yaitu merupakan suatu sikap tendensi atau kecenderungan bertindak terhadap stimulus atau rangsangan yang disertai dengan perasaan.

Dalam literatur ilmiah yang dikutip oleh Edward Thurtone mengemukakan bahwa orang yang mempunyai perasaan senang atau mendukung suatu obyek akan mempunyai perasaan positif terhadap obyek itu, atau dengan kata lain orang itu mempunyai sifat yang favoriable tehadap obyek tadi, demikain sebaliknya, jika mempunyai perasaan negatif terhadap suatu obyek berarti orang itu mempunyai perasaan tidak senang atau tidak mendukung tehadap obyek itu atau mempunyai sifat yang unfavorable terhadap obyek itu.

Kembali pada batasan sikap yang dikemukakan oleh Thurstone, maka Thurstone hanya mementingkan aspek afektif atau perasaan dalam sikap, secara eksplisit, Thurstone tidak mengaitkan sikap dengan aspek kognitif. Sependapat dengan Thurstone, Borkowizt yang di kutip Saifuddin Azwar menjelaskan bahwa “ Sikap merupakan respon evaluatif”.

Sedangkan Bimo Walgito mengemukakan tentang batasan sikap sebagai berikut :
Sikap itu merupakan organisasi pendapat, keyakinan seseorang mengenai obyek atau situasi yang relatif ajeg yang di sertai dengan perasaan tertentu dan memberikan dasar kepada orang tersebut untuk membuat respon atau berperilaku dalam cara yang tertentu yang di pilihnya.
Selanjutnya H.C Witherington mengemukakan :
Sikap adalah kecenderungan untuk berfikir atau merasa dalam cara yang tertentu atau menurut saluran- saluran tertentu. Sikap adalah cara betingkah laku yang karakteristik yang tertuju terhadap orang-orang dan rombongan-rombongan.
Selanjutnya jika permasalahan sikap ini dihubungkan dengan masalah sosial, Abu Ahmadi memberikan pengertian sikap sosial sebagai berikut:
Sikap Sosial adalah kesadaran individu yang menemukan perbuatan yang nyata terhaap obyek sosial atau yang berhubungan dengan pegaulan hidup/lapangan masyarakat.
Sedangkan W.A Gerungan memberikan pengertian Attitude sosial sebagai berikut :
Sikap Attitude (sikap sosial) di nyatakan oleh cara-cara kegiatan yang sama dan berulang-ulang terhadap obyek sosial dan menyebabkan terjadinya cara-cara tingkah laku yang di nyatakan berulang-ulang terhadap obyek sosial, dan biasanya Attitude sosial itu di nyatakan tidak hanya oleh seorang saja, melainkan juga oleh orang-orang lainnya sekelompok atau masyarakat.
Berdasarkan batasan-batasan sikap dan sikap sosial yang di kemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa sikap sosial merupakan kecenderungan potensi atau kesediaan berperilaku, apabila individu dihadapkan pada stimulus yang menghendaki adanya respon. Kecenderungan potensial tersebut sebelumnya didahului oleh evaluasi individu berdasarkan keyakinannya terhadap obyek–obyek sikap atau stimulus yang diterimanya, utamanya dalam mengahdapi kehidupan di masyarakat.
  • Saifuddin Anwar, Sikap Manusia, Teori dan Pengukuhannya,( Yogyakarta:Liberty,1988)
  • Bimo Walgito, Psikologi Sosial Suatu Pengantar,( Yogyakarta:Andi Ofset,1991)
  • W.A Gerungan, Psikologi Sosial,( Bandung:Eresco,1991)
  • Dewi Ketut Sukardi, Bimbingan Karier di Sekolah,( Jakarta:Galia Indonesia, 1987), hal. 46
  • Ngalim Purwanto M, Prinsip- Prinsip dan teknik evaluasi pengukuran,(Bandung: Remaja Karya,1983), hal. 141.
  • Witehrington, Psikologi Pendidikan,( Bandung;Jemars. 1989)
  • Abu Ahmad, Psikologi Sosial,( Surabaya:Bina Ilmu,1998 )
  • W.A. Gerungan, Psikologi Sosial Suatu Ringkasan,( Jakarta:Eresco,1983


0 comments:

Posting Komentar

SMK Plus Assuyuthiyyah " Belajar, Bangun, Bangkit dengan Keahlian untuk Masa Depan yang Gemilang "



By ViKrY'X MadZ
 

Popular Posts

Popular Posts this month

Popular Posts this week