A. Pengertian Administrasi Pendidikan
Siagian (1992:2) mengemukakan
administrasi adalah “keseluruhan proses kerjasama antara dua orang
manusia atau lebih yang didasarkan atas rasionalitas tertentu untuk
mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya”. Wayong yang dikutip
The Liang Gie (1992:15) mengemukakan bahwa administrasi adalah
“kegiatan
yang dilakukan untuk mengendalikan suatu usaha. Kegiatan itu bersifat
merencanakan, mengorganisir dan memimpin”. Simon sebagaimana dikutip
Handayaningrat (1996:2) mengemukakan “administration is the activities of groups cooperating to accomplish common goals” (Administrasi
sebagai kegiatan daripada kelompok yang mengadakan kerjasama untuk
menyelesaikan tujuan bersama).Berdasarkan definisi administrasi
sebagaimana dikemukakan di atas Handayaningrat (1996:3) mengemukakan
bahwa administrasi mengandung ciri-ciri sebagai berikut:- Adanya kelompok manusia, yaitu kelompok yang terdiri atas 2 orang atau lebih
- Adanya kerjasama dari kelompok tersebut
- Adanya kegiatan/proses/usaha
- Adanya bimbingan, kepemimpinan, dan pengawasan
- Adanya tujuan
Berdasarkan uraian di atas, dapat
disimpulkan bahwa administrasi merupakan suatu proses kerjasama antara
dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan dalam melaksanakan kegiatan
yang bersifat merencanakan, mengorganisir dan memimpin.
Engkoswara (1987:1) mengemukakan
administrasi pendidikan dalam arti yang seluas-luasnya adalah “suatu
ilmu yang mempelajari penataan sumber daya untuk mencapai tujuan
pendidikan secara produktif”. Engkoswara (1999:26) menggambarkan
penataan sumber daya dalam administrasi pendidikan seperti tampak pada
gambar berikut.
Gambar 1
Penataan Sumberdaya dalam Administrasi Pendidikan
Penataan Sumberdaya dalam Administrasi Pendidikan
Gambar 1 mengilustrasikan keterpaduan
antara fungsi administrasi pendidikan sebagai penjabaran dari istilah
penataan yang dikemukakan pada definisi di atas, dan garapan kerja
administrasi pendidikan sebagai penjabaran dari sumber daya. Fungsi
utama penataan administrasi pendidikan adalah perencanaan (planning), pelaksanaan (implementing), dan pengawasan (evaluating)
pendidikan yang menyangkut tiga sumberdaya/bidang garapan utama yaitu:
(1) Sumberdaya manusia (SDM) yang terdiri atas peserta didik, tenaga
kependidikan, dan masyarakat pemakai jasa pendidikan; (2) Sumber belajar
(SB) adalah alat atau rencana kegiatan yang akan dipergunakan sebagai
media, di antaranya kurikulum; dan (3) Sumber fasilitas dan dana (SFD)
sebagai faktor pendukung yang memungkinkan pendidikan berjalan sesuai
dengan yang diharapkan. Semua fungsi dan sumber daya administrasi
pendidikan ini merupakan media (teknologi pendidikan) atau perilaku
berorganisasi yang diharapkan dapat mencapai tujuan pendidikan secara
produktif (TPP) baik untuk kepentingan perorangan maupun untuk
kelembagaan.
Sutisna (1989:19) mengemukakan
administrasi pendidikan adalah “keseluruhan proses dengan mana
sumber-sumber manusia dan materi yang cocok dibuat tersedia dan efektif
bagi pencapaian maksud-maksud organisasi secara efisien”. Sears (1950)
sebagaimana dikutip oleh Daryanto (1998:8) mengemukakan “Education
administration is the process as including the following activities
planning, organizing, directing, coordinating, and control.
Daryanto (1998:8) mengemukakan administrasi pendidikan adalah “suatu
cara bekerja dengan orang-orang, dalam rangka usaha mencapai tujuan
pendidikan yang efektif”. Nawawi (Daryanto, 1998:10) mengemukakan
“administrasi pendidikan adalah rangkaian kegiatan atau keseluruhan,
proses pengendalian usaha kerjasama sejumlah orang untuk mencapai tujuan
pendidikan secara berencana dan sistematis yang diselenggarakan dalam
lingkungan tertentu, terutama berupa lembaga pendidikan formal”. Dasuqi
dan Somantri (1992:10) mengemukakan administrasi pendidikan adalah upaya
menerapkan kaidah-kaidah administrasi dalam bidang pendidikan. Senada
dengan pendapat ini Soepardi (1988:24) mengemukakan bahwa administrasi
pendidikan adalah administrasi yang diterapkan dalam bidang pendidikan.
Selanjutnya Soepardi (1988:25) menjelaskan administrasi pendidikan
adalah semua aspek kegiatan untuk mendayagunakan berbagai sumber
(manusia, sarana dan prasarana, serta media pendidikan lainnya) secara
optimal, relevan, efektif, dan efisien guna menunjang pencapaian tujuan
pendidikan. Sagala (2005:27) mengemukakan bahwa administrasi pendidikan
adalah penerapan ilmu administrasi dalam dunia pendidikan atau sebagai
penerapan administrasi dalam pembinaan, pengembangan, dan pengendalian
usaha dan praktek-praktek pendidikan.
Berbagai definisi di atas memberikan gambaran bahwa dalam administrasi pendidikan terkandung makna :- Administrasi pendidikan dilakukan melalui kerjasama sejumlah orang
- Orientasi pelaksanaan administrasi pendidikan diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.
- Administrasi pendidikan memanfaatkan sumber daya pendidikan secara optimal.
- Administrasi pendidikan dilaksanakan melalui proses perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi
Berdasarkan uraian di atas dapat
disimpulkan bahwa administrasi pendidikan adalah proses memanfaatkan
sumber daya pendidikan melalui kerjasama sejumlah orang dengan
melaksanakan fungsi perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi, untuk
mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.
B. Ruang Lingkup Administrasi Pendidikan
Sagala (2005:19) menjelaskan cakupan
administrasi pendidikan tidak hanya sekedar administrasi sekolah atau
administrasi pembelajaran. Pandangan demikian adalah pandangan yang
sempit. Administrasi pendidikan lebih luas dari itu, meskipun muara
semua kebijakannya adalah sekolah atau satuan pendidikan pada semua
jenjang dan jenis. Jadi administrasi pendidikan ada pada tataran
pengambil kebijakan dan pada tataran satuan pendidikan. Administrasi
pendidikan pada tataran pemerintah baik pusat maupun daerah berkaitan
dengan anggaran pendidikan, standar kurikulum, standar ketenagaan,
akreditasi sekolah, dan pelayanan kebutuhan sekolah sebagai pendidikan
formal maupun pendidikan non formal yaitu pendidikan luar sekolah serta
pendidikan kedinasan. Administrasi pendidikan pada satuan pendidikan
berkaitan dengan penerapan teori-teori pendidikan dalam pelayanan
belajar, teknik-teknik konseling belajar, manajemen sekolah, dan semua
kegiatan yang mendukung dan memperlancar aktivitas-aktivitas satuan
pendidikan untuk mencapai tujuan.
Berdasarkan substansinya, administrasi
pendidikan menurut Sutisna (1989:36) dapat ditinjau dari dua
pendekatan, yaitu pendekatan tugas dan pendekatan proses. Fokus
pendekatan tugas dalam administrasi pendidikan menjawab pertanyaan apa
yang harus dikerjakan oleh administrator. Studi yang dilakukan oleh
Universitas OHIO, sebagaimana dilaporkan Ramseyer et.al. (1955) dalam
Sutisna (1989:36-37) berhasil mengidentifikasi 9 kegiatan administrator,
yaitu 1) menentukan tujuan-tujuan, 2) membuat kebijaksanaan, 3)
menentukan peranan-peranan, 4) mengkoordinasikan fungsi-fungsi
administratif, 5) menaksir efektivitas, 6) bekerja dengan kepemimpinan
masyarakat untuk meningkatkan perbaikan dalam pendidikan, 7) menggunakan
sumber-sumber pendidikan dari masyarakat, 8) melibatkan orang-orang,
dan 9) melakukan komunikasi. Fokus pendekatan proses dalam administrasi
pendidikan menjawab pertanyaan bagaimana administrator melakukan
kegiatannya. Sears (1950) sebagaimana dikutip Said (1988:74)
mengemukakan bahwa pendekatan proses dalam administrasi pendidikan
merupakan satu kesatuan yang terdiri atas lima unsur, yaitu 1)
perencanaan, pengorganisasian, direksi, koordinasi, dan pengontrolan.
Dasuqi dan Somantri (1992:12-16) mengemukakan proses administrasi
pendidikan meliputi: 1) membuat keputusan, 2) merencanakan, 3)
mengorganisasikan, 4) mengkomunikasikan, 5) mengkoordinasikan, 6)
mengawasi, dan 7) menilai. Morphet et.al. (1974:145) mengemukakan proses
administrasi pendidikan terdiri atas tujuh komponen, yaitu 1) decision making, 2) planning, 3) organizing, 4) communicating, 5) influencing, 6) coordinating, dan 7) evaluating.
Ruang lingkup administrasi dapat pula
ditinjau dari bidang garapannya. Daryanto (1998:26) mengelompokkan
ruang lingkup administrasi pendidikan menjadi tiga bidang garapan,
yaitu: 1) bidang administrasi material, 2) bidang administrasi
personal, dan 3) bidang administrasi kurikulum. Dasuqi dan Somantri
(1992:16-20) mengemukakan administrasi pendidikan dalam operasionalnya
memiliki bidang garapan sebagai berikut: 1) program pendidikan, 2)
murid atau peserta didik, 3) personil lembaga pendidikan, 4) kantor dan
fasilitas lembaga pendidikan, 5) keuangan lembaga pendidikan, 6)
pelayanan bantuan lembaga pendidikan, 7) hubungan lembaga dan
masyarakat.
Hoy dan Miskel (2001) menjelaskan ruang
lingkup materi kajian administrasi pendidikan.bersumber dari pemikiran
bawa sekolah merupakan suatu sistem sosial. Sekolah sebagai sistem
sosial memiliki empat elemen atau subsistem penting, yaitu struktur,
individu, budaya, dan politik. Perilaku organisasi merupakan fungsi
dari interaksi elemen-elemen ini dalam konteks pengajaran dan
pembelajaran. Lingkungan juga merupakan aspek penting dari kehidupan
organisasi; lingkungan tidak hanya menyediakan sumber bagi sistem
tersebut tetapi juga menyediakan kendala dan peluang lainnya.Hoy dan
Miskel (2001) mengajukan Model Sistem Sosial untuk Sekolah seperti
tampak pada gambar berikut.
Gambar 2
Sekolah sebagai Sistem Sosial
Sekolah sebagai Sistem Sosial
Berdasarkan gambar 2, jika sekolah harus
menjadi lembaga pembelajaran yang efektif, sekolah harus mencari cara
untuk menciptakan struktur yang secara terus-menerus mendukung
pembelajaran dan pengajaran dan memperkaya adaptasi organisasi;
mengembangkan budaya dan iklim organisasi yang terbuka, dan kolaboratif;
menarik individu yang mandiri, efektif, dan terbuka terhadap perubahan;
dan mencegah politik yang kotor dan tak-legal dari penyalahgunaan
aktivitas pengajaran dan pembelajaran yang legal. Kepemimpinan
transformasional, komunikasi yang terbuka dan terus-menerus, dan
pembuatan keputusan bersama merupakan mekanisme yang hendaknya mampu
meningkatkan pembelajaran keorganisasian di sekolah. Tantangannya
adalah tidak hanya menciptakan sekolah yang memiliki kemampuan untuk
menjawab secara efektif masalah-masalah kontemporer saja tetapi juga
pada isu-isu yang baru muncul mengenai efektivitas sekolah.
Dapat disimpulkan, menurut Hoy dan
Miskel (2001) ruang lingkup materi kajian administrasi pendidikan
meliputi: 1) poses belajar mengajar, 2) struktur sekolah, 3) individu,
4) budaya dan iklim sekolah, 5) kekuasaan dan politik di sekolah, 5)
lingkungan eksternal sekolah, 6) efektivitas dan kualitas sekolah, 7)
pembuatan keputusan, 8) komunikasi, 9) kepemimpinan.
Lunenburg dan Ornstein (2003) mengemukakan ruang lingkup administrasi meliputi 1) culture, 2) change, 3) curriculum, 4) human resources administration, 5) diversity, 6) effective teaching strategies, dan 7) supervision of instruction. Donmoyer dan Scheurich, (1995:28) mengutip pendapat National Policy Board of Educational Administration (1989,5-7) mengemukakan terdapat tujuh area kajian dalam administrasi pendidikan, yaitu 1) societal and cultural influence on schooling, 2) teaching and learning processes and school improvement, 3) organizational theory, 4) methodologies of organizational studies and policy analysis, 5) leadership and management processes and functions, 6) policy studies and politics of education, dan 7) moral and ethical dimensions of schooling. Senada dengan pendapat di atas, The University Council for Educational Administration (UCEA),
sebagaimana dikutip oleh Donmoyer dan Scheurich (1995:28)
merekomendasikan enam domain kajian administrasi pendidikan, yaitu 1) school improvement, 2) organizational studies, 3) economic and financial dimensions of schooling, 4) leadership and management process, 5) policy and political studies, 6) legal and ethical dimensions of schooling.
Daftar Rujukan
- Daryanto, M. (1998). Administrasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
- Dasuqi, Dudung, A. dan Somantri, Setyo. (1992). “Wawasan Dasar Pendidikan dan Wawasan Dasar Administrasi Pendidikan”. Dalam Administrasi Pendidikan. Bandung: Jurusan Administrasi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Bandung.
- Donmoyer, R., Imber, M., Scheurich, J.J., (1995). The Knowledge Base in Educational Administration Multiple Perspectives. New York: State University of New York Press, Albany.
- Engkoswara. (1987). Dasar-dasar Administrasi Pendidikan. Jakarta: Depdikbud Ditjen Dikti Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan.
- Handayaningrat, Soewarno. (1998). Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan Manajemen. Jakarta: CV Haji Masagung
- Hoy, Wayne K. dan Miskel, Cecil G. (2001). Educational Administration Theory, Research, And Practice6th ed., International Edition, Singapore: McGraw-Hill Co.
- Lunenburg, F. C., & Ornstein, A.C. (2004). Educational administration: Concepts and Practices. (Rev. Ed.). Belmont, CA: Wadsworth/Thomson. [Online] Tersedia: http://www.fetchbook.info [6 September 2005]
- Morphet, E.L., Johns, R.L., Reller, T.L., (1974). Educational Organization and Administration: Concept, Practice, and Issues. Englewood Cliffs, New Jersey: Prentice-Hal, Inc.
- Sagala, Syaiful. (2005). Administrasi Pendidikan Kontemporer. Bandung: Alfabeta.
- Said, Chatlinas. (1988). Pengantar Administrasi Pendidikan. Jakarta: Depdikbud Ditjen Dikti Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan.
- Siagian, Sondang, P. (1992). Kerangka Dasar Ilmu Administrasi. Jakarta: PT Rineka Cipta
- Sutisna, Oteng. (1993). Administrasi Pendidikan Dasar Teoritis dan Praktis Profesional. Bandung: Angkasa
- The Liang Gie,. (1992). Administrasi Perkantoran Modern. Yogyakarta: Liberty
0 comments:
Posting Komentar