Selama
ini selalu ada cap “menakutkan” terhadap pelajaran Matematika.
Padahal, pelajaran hitung-menghitung ini bisa dibuat menyenangkan.
Bagaimana caranya?
Tokoh Sains dan Matematika Indonesia, Yohannes Surya menjelaskan,
Matematika terasa menyenangkan ketika seseorang mengerjakan soal-soal
Matematika dalam waktu yang cukup lama. Larut dalam keasyikan sehingga
membuat seseorang cenderung tak ingin diganggu. Salah satunya dengan
menggunakan alat peraga.
“Asyik dan menyenangkan. Ketika kita bicara asyik, kita cenderung
tidak mau diganggu. Biasanya orang benci Matematika karena dianggap
susah dan tidak menarik. Tapi dengan alat peraga, Matematika akan
menjadi lebih mudah,” kata Yohannes, Jumat (1/7/2011) di Jakarta.
Bagi mereka yang sudah menemukan keasyikan Matematika, pasti akan
mengerjakan ribuan soal, seperti tidak mengerjakannya. “Puji terus biar
tambah semangat. Terlebih jika mengemasnya dalam sebuah game atau lagu, itu akan sangat menyenangkan,” ujarnya.
Ia berharap, dengan menyukai Matematika, logika anak akan
berkembang. Selain itu, Matematika akan menjadi teman dan Sains akan
disukai. Dengan menguasai Matematika, menurutnya, mempelajari Sains
juga akan lebih mudah.
“Itu yang kita harapkan karena logika yang berkembang akan membantu dia (anak) dalam menyelesaikan masalah,” tandasnya.
Membuat Matematika mudah
Yohannes juga mengatakan, harus ada perubahan persepsi terhadap
Matematika. “Pendapat yang menganggap Matematika sebagai momok harus
kita ubah. Karena Matematika begitu gampang dan semua orang bisa
memahaminya. Saya yakin setiap anak bisa Matematika,” ujarnya.
Untuk membantu anak cepat memahami Matematika, selain metode Gasing,
cara lain bisa dilakukan dengan konsep bermain, dan lakukan latihan
sesering mungkin. Jika sudah mengerti, dua jam sehari latihan
mengerjakan soal Matematika akan terasa cepat karena sudah dianggap
sebagai hal yang mengasyikkan.
“Jika sudah merasa asyik, anak akan merasa kurang hanya dengan dua
jam. Di Papua, anak-anak yang saya ajari meminta enam jam setiap hari
untuk latihan Matematika. Bahkan mereka bilang, mereka mau belajar
Matematika sampai jam 10 malam, karena asyik,” tandasnya.
“Dalam Matematika, mengerjakan soal bukan menguji, melainkan memuji.
Semua orang suka dipuji, itu konsep yang selama ini belum dipakai
orang,” tambah Yohannes.
0 comments:
Posting Komentar