Psikonaliasis
disebut-sebut sebagai kekuatan pertama dalam aliran psikologi. Aliran
ini pertama kali dikembangkan pada tahun 1890-an oleh Simund Freud, seorang ahli neurologi yang berhasil menemukan cara-cara pengobatan yang efektif bagi pasien-pasien yang mengalami gangguan gejala neurotik dan histeria melalui teknik pengobatan eksperimental yang disebut abreaction, sebuah kombinasi antara teknik hipnotis dengan katarsis, yang dia pelajari dari senior sekaligus sahabatnya, Dr. Josef Breuer. Bersama-sama dengan Breuer, Freud menangani pasien-pasien dengan gangguan histeria yang menjadi bahan bagi tulisannya, :”Studies in Histeria”. Kerjasamanya dengan Jean Martin Charcot, dokter syaraf terkenal di Perancis, dia banyak menggali tentang gejala-gejala psikosomatik dari pasien-pasien yang mengalami gangguan seksual.
Freud berhasil mengembangkan teori kepribadian yang membagi struktur mind ke dalam tiga bagian yaitu : consciousness (alam sadar), preconsciousness (ambang sadar) dan unconsciousness (alam bawah sadar). Dari ketiga aspek kesadaran, unconsciousness adalah yang paling dominan dan paling penting dalam menentukan perilaku manusia (analoginya dengan gunung es). Di dalam unsconscious tersimpan ingatan masa kecil, energi psikis yang besar dan instink. Preconsciousness berperan sebagai jembatan antara conscious dan unconscious, berisi ingatan atau ide yang dapat diakses kapan saja. Consciousness
hanyalah bagian kecil dari mind, namun satu-satunya bagian yang
memiliki kontak langsung dengan realitas. Freud mengembangkan konsep
struktur mind tersebut dengan mengembangkan “mind apparatus”, yaitu yang dikenal dengan struktur kepribadian Freud dan menjadi konstruknya yang terpenting, yaitu id, ego dan super ego. Id adalah
struktur paling mendasar dari kepribadian, seluruhnya tidak disadari
dan bekerja menurut prinsip kesenangan, tujuannya pemenuhan kepuasan
yang segera. Ego berkembang dari id, struktur kepribadian yang mengontrol kesadaran dan mengambil keputusan atas perilaku manusia. Superego, berkembang dari ego saat manusia mengerti nilai baik buruk dan moral. Superego merefleksikan nilai-nilai sosial dan menyadarkan individu atas tuntuta moral. Apabila terjadi pelanggaran nilai, superego menghukum ego dengan menimbulkan rasa salah. Ego selalu menghadapi ketegangan antara tuntutan id dan superego. Apabila tuntutan ini tidak berhasil diatasi dengan baik, maka ego terancam dan muncullah kecemasan (anxiety). Dalam rangka menyelamatkan diri dari ancaman, ego melakukan reaksi defensif /pertahanan diri. Hal ini dikenal sebagai defense mecahnism yang jenisnya bisa bermacam-macam, seperti : identifikasi, proyeksi, fiksasi, agesi regresi, represi.
Pemikiran Psikoanalisis dari Freud semakin terus
berkembang, Alfred Adler (1870-1937), sebagai pengikut Freud yang
berhasil mengembangkan teorinya sendiri yang disebut dengan Individual Psychology. Konsep utama Adler adalah organ inferiority. Berangkat dari teorinya tentang adanya inferiority
karena kekurangan fisik yang berusaha diatasi manusia, ia memperluas
teorinya dengan menyatakan bahwa perasaan inferior adalah universal.
Setiap manusia pasti punya perasaan inferior karena kekurangannya dan
berusaha melakukan kompensasi atas perasaan ini. Kompensasi ini bisa
dalam bentuk menyesuaikan diri ataupun membentuk pertahanan yang
memungkinkannya mengatasi kelemahan tersebut. Selanjutnya, Adler juga
membahas tentang striving for superiority, yaitu dorongan untuk mengatasi inferiority
dengan mencapai keunggulan. Dorongan ini sifatnya bawaan dan merupakan
daya penggerak yang kuat bagi individu sepanjang hidupnya. Adanya striving for superiority
menyebabkan manusia selalu berkembang ke arah kesempurnaan. Teorinya
ini yang membuat Adler memiliki pandangan lebih optimis dan positif
terhadap manusia serta lebih berorientasi ke masa depan dibandingkan
Freud yang lebih berorientasi ke masa lalu.
Carl Gustav Jung (1875-1961), salah seorang murid Freud yang kemudian berhasil mengembangkan teorinya sendiri yang disebut Analytical Psychology. Jung menekankan pada aspek ketidakadaran dengan konsep utamanya, collective unconscious.
Konsep ini sifatnya transpersonal, ada pada seluruh manusia. Hal ini
dapat dibuktikan melalui struktur otak manusia yang tidak berubah. Collective unconscious
terdiri dari jejak ingatan yang diturunkan dari generasi terdahulu,
cakupannya sampai pada masa pra-manusia. Misalnya, cinta pada orangtua,
takut pada binatang buas,dan lain-lain. Collective unconscious
ini menjadi dasar kepribadian manusia karena didalamnya terkandung
nilai dan kebijaksanaan yang dianut manusia. Ide-ide yang diturunkan
atau primordial images disebut sebagai archetype, yang terbentuk dari pengalaman yang berulang dalam kurun waktu yang lama. Ada beberapa archetype mendasar pada manusia, yaitu persona, anima, shadow, self. Archetype inilah yang menjadi isi collective unconsciousness. (Hana Panggabean, 2007, http://rumahbelajarpsikologi.com)
Hingga saat ini di Amerika Serikat
tercatat sekitar 35 lembaga pelatihan Psikoanalisis yang telah
terakreditasi oleh American Psychoanalytic Association dan
terdapat lebih dari 3.000 lulusannya yang menjalankan praktik
psikoanalisis. Pemikiran psikoanalisis tidak hanya berkembang di Amerika
di hampir seluruh belahan Eropa dan belahan dunia lainnya.
Beberapa teori yang dihasilkan dari
kalangan psikoanalisis, diantaranya : (1) teori konflik; (2) psikologi
ego; (3) teori hubungan-hubungan objek; (4) teori struktural; dan
sebagainya
Terlepas dari kontroversi yang
menyertainya, psikoanalisis merupakan salah satu aliran psikologi yang
telah berhasil menguak sisi kehidupan manusia yang tidak bisa diamati
secara inderawi. Psikoanalisis telah mengantarkan pelopornya, yaitu
Sigmund Freud sebagai salah satu tokoh psikologi yang paling populer di
Amerika pada abad ke-20.
Sumber:
Hana Panggabean, 2007, http://rumahbelajarpsikologi.com
Wikipedia. 2007. Psychoanalysis. http://en.wikipedia.org/
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/23/psikoanalisis/
0 comments:
Posting Komentar